Praktisi Hukum Prof Dr Henry Indraguna meminta Panitia Seleksi (Pansel) Calon Pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja secara cermat, teliti, cerdas, objektif, profesional, tanpa koneksi, dan berani menolak intervensi kekuasaan.
”Pansel para penggawa antikorupsi ini harus steril, tanpa koneksi, anti intervensi. Pansel harus cermat, teliti memilih kandidat dengan tepat. Tidak sekadar memilih kandidat yang pintar tapi minim integritas,” tegas Henry Indraguna menanggapi proses seleksi Capim KPK.
Henry mewanti-wanti pansel bahwa pimpinan KPK yang akan mereka cari bukan sekadar pintar atau menguasai pengetahuan hukum dan pengalaman di bidang hukum. Akan tetapi yang paling esensial adalah orang yang benar dan tepat menegakkan lembaga anti rasuah sesuai arah dan jalannya yang tepat berdasar konstitusi.
”Yang berhak menjadi pimpinan KPK ke depan adalah fitur yang memiliki integritas tinggi, rekam jejak yang baik tanpa cacat moral, apalagi cacat hukum. Tentu harus mengantongi ilmu yang mumpuni, surplus pengalaman, serta memiliki keberanian tinggi melawan korupsi karena independensi yang dimiliki,” papar Henry Indraguna.
Panitia Seleksi Calon Pimpinan dan Anggota Dewan Pengawas KPK (Pansel KPK) telah menerima 318 pendaftar calon pimpinan KPK dan 207 pendaftar calon anggota Dewas KPK. Dari total tersebut, 74 persen pendaftar capim KPK dan 71 persen pendaftar Dewas KPK telah lolos seleksi tahap administrasi. Pansel Capim KPK telah mengumumkan 236 orang yang lolos seleksi administrasi sebagai capim KPK periode 2024-2029. Sebanyak 236 Capim KPK yang lolos seleksi administrasi terdiri atas 221 orang laki-laki dan 15 orang perempuan.
Dari sebanyak itu, empat orang eks pegawai KPK dinyatakan lolos seleksi administrasi. Selanjutnya, pendaftar Capim dan Dewas KPK yang dinyatakan Lulus Seleksi Administrasi, diwajibkan mengikuti seleksi tahap berikutnya, yaitu tes tertulis pada Rabu (31/7).
”Yang perlu dicamkan dan menjadi perhatian serius ke panitia seleksi adalah calon yang mereka pilih akan menentukan nasib KPK lima tahun ke depan. Apakah KPK akan terpuruk citra seperti sekarang ini atau kembali bangkit dan berjaya, sepenuhnya bergantung juga kepada pansel,” tandas Henry Indraguna.
Pengacara senior itu mengaku senang melihat banyaknya pendaftar untuk ikut seleksi calon pimpinan KPK. Mereka berasal dari latar belakang yang beragam, lintas profesi, usia, gender, seperti advokat, polisi, dan Jaksa.
”Dengan pengalaman kandidasi ini seharusnya mereka bisa mengangkat kembali citra KPK menjadi lebih baik ke depannya,” jelas Henry.
”Sekalipun mereka berasal dari jaksa, hakim, advokat, polisi, dan internal KPK, jika mereka tidak punya integritas, lebih bagus harus digagalkan sejak awal,” imbuh dia.
”Kalau integritas masa lalu mereka buruk, ya jangan diloloskan. Jangan sampai KPK ternodai gara-gara memilih tidak secara teliti dan cermat,” tambah dia.
Dia menambahkan, calon pimpinan KPK harus mempunyai kompetensi tinggi. Pimpinan KPK harus kompeten dalam menjalankan tugas. Sebab, untuk pekerjaan berat dan penuh tantangan sebagai pimpinan KPK kompetensi sangat penting.
”Yang tidak punya kompetensi jangan diloloskan,” tegas Henry.
”Sangat berbahaya kalau dipegang orang-orang yang punya kepentingan pribadi, kelompok dan golongan,” ucap politikus Partai Golkar itu. JAWAPOS