Panitia Pesta Rakyat di kawasan Monumen Nasional Forum Untukmu Indonesia (FUI) membantah telah memberikan ‘uang tutup mulut’ kepada orangtua korban tewas saat pembagian sembako di acara yang digelar Sabtu (28/4) itu.
Dua anak berinisial MJ (12) dan MR (10) meninggal saat ribuan orang antre menerima sembako yang dibagikan panitia.
Kuasa hukum FUI, Henry Indraguna mengatakan uang Rp5 juta yang diberikan kepada ibunda almarhum MR, Komariah merupakan santunan, dan bukan uang tutup mulut.
“Ini sudah banyak berita miring, kami hanya memberikan santunan. Setelah kejadian, Minggu(29/4) panitia hadir dan langsung mendatangi keluarga. Uang tutup mulut itu tidak ada. Kami langsung mendatangi keluarga. Kami juga bilang kalau ada kebutuhan lain hubungi kami,” ujar Henry di kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Menteng, Jakarta, Jumat (4/5).
KPAI memanggil FUI untuk menceritakan kronologi peristiwa maut tersebut.
Henry mengatakan tidak ada tim relawan Merah-Putih yang mendatangi keluarga korban. Henry menyebut panitia yang mendatangi korban adalah utusan FUI.
Kata Henry, acara pesta rakyat tak berkaitan dengan politik, dan dana kegiatan itu murni donasi pengusaha-pengusaha.
Namun, Henry enggan menyebutkan identitas para pengusaha tersebut.
“Fokus kami tidak ingin cari yang benar dan yang salah. Kami hanya concern terlebih dahulu ke keluarga korban. Kami juga akan berkomunikasi dengan kuasa hukumnya,” kata Henry.
Sementara, Komisioner KPAI Susanto menyebut seharusnya panitia memiliki perencanaan matang agar dapat mengelola massa.
“Anaknya juga tentu banyak yang hadir di situ. Maka memang dibutuhkan proteksi maksimal terkait acara itu,” kata Susanto.
Rekaman Video
FUI mengklaim memiliki rekaman video tentang kegiatan Pesta Rakyat. Video tersebut, kata Henry bisa menjelaskan kronologis lengkap tewasnya MJ (12) dan MR (10).
“Kami kan ada drone, ini lengkap semua. Ini bukti, jadi di mana kejadian meninggal, atau jatuh korbannya,” kata Henry.
Namun, ia mengatakan pihaknya masih melakukan cek fakta sebelum menentukan langkah selanjutnya.
“Jangan berasumsi dulu. Saya sendiri saja belum tahu kalau ibu korban itu bawa anak posisi di mana, jam berapa, meninggal di mana. Kami cari di drone ini juga masih bingung,” ujar Henry.
Henry memastikan panitia telah mengantisipasi setiap kemungkinan di acara Pesta Rakyat. Sebanyak 150 tenaga medis dan 1.500 panitia bersiaga di Monas.
“Kami juga bekerja sama demgan empat rumah sakit. Lima ambulans juga sudah disediakan di hari pelaksanaan,” terang Henry. CNN